Detak waktu yang menghampar kain hitam menjadi mihrab malam,
Bersama purnama yang enggan di balik awan,
"Sampaikan padaku apa yang ingin engkau tuturkan.." pesan bumi pada angin.
"Aku hanya ingin engkau kembali menumbuhkan pohon-pohon ketegaran yang dulu lebat menghutani tiap jengkal tanahmu, karna aku menangis tiap kali melihatmu rapuh dan terkikis" jawab angin memohon.
Bumi tertegun diam.
Mendongak mencari wajah bulan..
" Kami merindukan mu setegar dulu, tentang air matamu yg mahal terbeli, dan senyum gratismu yg bertebaran" Bisik bulan di akhir tatapan yg tenggelam dalam mendung.
Dan angin berlalu dg senandung lirih yg menjadi do'a, melewati ranting-ranting mawar yg tengah menggugurkan kelopak kembangnya.
"semoga kuncup-kuncup baru segera tumbuh dan mekar menjadi bunga.."
Kamis, 30 Juni 2011
Sebaris Do'a Di Ranting Mawar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar