Next =>>

Cerita pernikahan yg lain lagi, tentang seorang ibu teman dekat ku yg menikah utk yg ke 2x nya.

Aku tau benar, ayah temanku ( suami pertama si ibu ), adalah laki-laki dg wajah bagus, cukup kaya dan pejabat daerah.

Dan suami kedua si ibu, seorang petani sederhana dengan wajah sederhana.

Tanpa diminta, si ibu bertutur pada S, ” dengan suami yg sekarang, sy lebih bisa bicara nak, apapun masalah kami bicarakan baik-baik, dan dia tdk pernah marah dg cara kasar.. “

Walopun si ibu tdk mnceritakan ttg suami pertamanya, tp sy cukup byk tau bgmna teman sy trtekan oleh ayahnya yg dia katakan diktator dan tangan besi.

Duh ROBB..

Takut euing.!

Cerita yg lain lagi.

Teman dekatku yg memilih menikah dg laki-laki yg baru dikenalnya beberapa bulan, dan meninggalkan pacarnya yg sudah 8 tahun, karna si pacar terlalu protect dan tidak mandiri, hanya mengandalkan kekayaan dan nama besar orang tuanya..

Lain lagi dengan cerita teman dekat wkt kuliah,

awalnya dia begitu bangga dg suaminya yg selain wajah bagus, kaya, anak tunggal dan sangat berbakti pada ibunya jg baik dan ramah pada teman-teman.

Di belakang hari, teman itu curhat karna justru smua potensi baik suaminya membuat dia tersiksa.

Banyak yg suka pada suaminya, bahkan termasuk teman-temannya pernah dg jujur bilang kalo mau jadi istri ke-dua.

” sy tdk cukup kuat mempersiapkan mental dg smua kebaikan yg dimiliki suami ” curhatnya sambil menangis..

Dan aku bs merasakan kesedihan teman itu, karna aku jg tau benar bgmna teman-teman perempuan diluar sana sangat berminat pada suami teman sy.

Bahkan teman sy menunjukkan sms teman-teman perempuan yg menghubungi si suami, jg yg menghubungi dia untuk memberikan warning ” jaga suami mu atau aku akan merebutnya “

Ya ampuuun…

Aku cuma bisa menjadi pendengar dan tempat penampungan buat curhatan para istri..

* To be continued…