Selasa, 02 Maret 2010

Palentin dan Pe-Er Kita..

Hari yang mendung dan kendaraan yang ramai sepanjang 60-an km dari arah timur ke barat, aku menstabilkan “Fathan” dikecepatan 40-50 km/jam. 14 februari 2010. hari yang dirayakan oleh begitu banyak orang, tidak saja karna hari itu adalah hari libur akhir pekan, tapi juga karna hari itu bertepatan dengan tahun baru satu agama tertentu dan juga hari “Kasih Sayang” bagi para pasangan cinta yang keblinger ( maaf, istilah ini minjam dari seorang ustazah )

Bukan karna latah jika hari ini aku juga melakukan perjalanan searah dengan dengan tujuan beberapa pasang muda-mudi keblinger yang berada disatu jalur jalanan denganku, tapi karna memang hari ini adalah janji wajib ku untuk menemui bagian jiwaku yang paling bungsu_my little sista.

Well, kembali ketopik utama tentang hari yang dinobatkan secara Bid’ah - ( istilah ini juga minjam dari para ulama’ ) – sebagai hari kasih sayang dan lebih terkenal dengan bahasa kerennya hari Palentin ( sengaja ditulis pake huruf P sebagai bentuk tidak menghormati nama hari itu ), dalam perjalanan ramai itu, aku merasakan galau, perih serta geram setiap berpapasan, melewati, ato dilewati kendaraan ( khususnya motor ) yang diisi muatan berboncengan lelaki dan perempuan yang muda dan mudi. Bukannya berburuk sangka, tapi memang sulit untuk memaksa diri berkesimpulan bahwa mereka adalah pasangan adik-kakak atopun suami-istri, karna cara mereka berboncenganpun sudah sangat berbeda, jadi mikir, kok ya yang halal jadi adik kakak dan suami istri aja tidak sepert itu cara berboncenganya, lha ya mereka yang illegal kok ya teramat sangat beraninya.. huhu.. pilu.. ( mataku terasa memanas karna perih dan berduka )

Ditengah kecamuk pikiran, aku berusaha tetap konsen dengan jalannya “fathan”.
Dan tiba-tiba hatiku terasa tersiram segelas air dari peti sejuk ketika berpapasan dengan serombongan mahasiswa ( tau itu mahasiswa dari Bus yang membawa mereka dan dari bendera yang mereka bawa ) yang aku yakini pasti akan pergi melakukan kegiatan yang bermanfaat, entah itu out bond ato mungkin diskusi di tengah alam salah satu daerah wisata ato mungkin juga pergi bakti social ke satu desa terpencil yang terisolasi dari perhatian para pejabat Negara, aku optimis dengan baik sangka ku karna aku sangat mengenali kelompok mahasiswa seperti yang berpapasan denganku tadi, dalam hati aku berdo’a setulus hati yang aku punya “ Ya ROBB.. mohon dengan sangat, jadikan mereka-kelompok mahasiswa itu-sebagai perpanjangan Tangan-MU untuk menarik sebanyak-banyaknya para peserta hari palentin itu untuk mengikuti kegiatan mereka yang baik dan bermanfaat, hingga tidak ada lagi pasangan illegal yang berboncengan seperti yang ada ada didepanku ini..” ( sambil melihat sedih ke pengendara motor yang ada didepanku bersama boncengan tidak sahnya )

Masih diperjalanan yang tersisa, aku bertemu gerombolan remaja-aku perkirakan mereka masih mengunakan seragam putih biru-dan mereka sedang duduk diatas motor masing-masing di pinggir jalan yang dinaungi deretan pohon sejuk, hatiku sedikit tersenyum karna tidak melihat satupun makhluk cantik di antara mereka, entah dengan tujuan apa mereka berkumpul dan entah kemana mereka akan berjalan, yang jelas aku menguntai do’a untuk mereka “ Ya ROBB.. mereka belum terkontaminasi, setidaknya mereka dihari ini hanya berkumpul dan berboncengan dengan sesama pemilik wajah gantengnya, maka jagalah fitrah mereka Ya ROBB.. jangan biarkan mereka memboncengi yang bukan hak mereka di hari palentin tahun berikutnya.. Amiin.. “ ( lebih berharap lagi, hari ini adalah hari palentin terakhir dimuka bumi, dan tahun besok sudah tidak ada lagi yang merayakannya )

Sampai pusat kota yang menjadi tujuan, Lengang..
Sedikit heran dan bertanya-tanya, aku berharap semoga dihari libur ini orang-orang yang terbiasa meramaikan jalan dan trotoar itu sedang beristirahat dan berkumpul dengan keluarga mereka dirumah masing-masing. Setidaknya, dengan begitu, akan ada kesempatan bagi hati para orang tua dan anak-anaknya untuk menguatkan ikatan hati yang terkikis oleh kesibukan selama 6 hari sebelumnya. ( ngarep banget.. )

Sampai bertemu dengan bungsu-ku, aku mengajaknya jalan-jalan mencari es rumput laut ke kawasan kafe pinggir jalan, menikmati suasana yang tidak ramai, yang jarang terjadi dihari biasa walaupun itu akhir pekan. Sambil menikmati sepotong rempeyek kacang dan menunggu pesanan minuman, aku bicara ke adikku..
“ De, sepi ya, mbak lega lho nemu kondisi disini seperti ini, jauh dari keriuhan palentin, ato mungkin karna kampus-kampus lagi libur ya De? ah semoga karna disini udah gak ada lagi yang ngerayain palentin-palentinan.. “ aku menguatkan baik sangkaku.
Sweet heartku lansung menatapku seperti heran dan prihatin dengan harapanku..
“ sebenarnya, sekarang sepi karna orang-orang yang palentinan masi tidur mbak.. semaleman mereka udah parti-parti dan konvoi-konvoi sampe subuh.. “
Aku lansung lesu mendengar jawaban jujur adik ku..
“ hari ini pusat perayaan palentinannya pindah kepantai, semalem rame didalam kota, pagi sampe ntar sore numpuk dikawasan pantai, ntar ade ajakin mbak jalan-jalan buat lihat-lihat ya.. “ penjelasan adikku dilanjukan tawaran yang aku setujui karna ingin membuktikan kebenaran dari penjelasan yang menyedihkan itu.

Usai sholat ashar aku dan little sist ku mengendarai “fathan” menyusuri kawasan pantai, dan tidak ada jalan bagi hatiku untuk bernafas lega sedikitpun, tidak ingin rasanya aku mengurai apa yang aku lihat dan temui, kesedihan terasa sangat menyesakkan disetiap rongga dadaku, sampai aku yang tidak terbiasa mendiamkan kamera yang ada ditanganku setiap ada moment - jadi amnesia bagaimana cara memakainya untuk mengabadikan gambar, tepatnya tanganku menjadi sangat berat dan enggan untuk sekedar mengeluarkan kamera dari dalam tas kecilku, jangankan untuk mengabadikan moment itu dalam gambar, untuk sekedar mengingatnya sampai besokpun aku berharap tidak, aku ingin apa yang aku saksikan hanya mimpi buruk yang menjadi teguran atas futurnya semangat dan usaha Optimal dari Tugas Kekhalifahan dan Amanah Dakwah yang telah kita masing-masing terima ketika di Lauh Mahfudz dulu.

Palentin.. oh palentin..

Taukah kalian wahai para penganut 14 februari?? Bahwa yang kalian rayakan itu adalah hari kematian seorang pendeta bernama Valentino yang dihukum mati oleh pihak gereja karna memberkati pernikahan dua orang muda-mudi yang berzina..???
Dan bahkan pemuka agama teman-teman nasrani kita pun menyatakan dengan tegas bahwa merayakan hari palentin itu adalah BID’AH. Karna merayakan hari itu adalah berarti merayakan hari kematian orang yang SALAH..!!!

Hhhhhhhh…!!!

Kepalaku terasa semakin berat.. %(

Tidak ada komentar: