Rabu, 18 Maret 2009

Ketika "nama-nama"..

Kebersamaan di rumah dakwah, berjuang atas nama-NYA, meretas bahaya dan ancaman, menghadapi tantangan, menanggung resiko, lalu berbagi energi dan saling menguatkan..
Betapa semua kondisi itu sangat rentan terhadap “rasa” yang bisa menjadi “penyakit” bagi hati_untuk tumbuh, n berkembang..
Naïf..
Karna justru hal tersebut lahir dari kondisi, sikap, n pola interaksi serta komunikasi yang sangat terjaga, mulai dari pandangan yang di tundukkan, bahasa yang tegas, jarak yang di hijab, dst nya..
Tapi sungguh..
Justru itulah yang semakin menyuburkan “rasa” itu..
“rasa” yang ada, belum pada waktunya..
Bukan untuk disalahkan..
Tapi untuk disikapi dengan Arif dan Bijak,
Agar ia tertata dan melahirkan Rasa Baru, yaitu KeSabaran dalam Ujian dan KeIkhlasan dalam Taat..
Duhai Hati..
Lembut..
Hening..
Dan Bening..
Biarkan “nama” itu terbingkai dalam Kesucian Do’a dan Pengharapan..
Yang Hanya Bersandarkan Kepada-NYA..
Hanya Kepada-NYA Semata..

( Saat beberapa Akhwat Menangis di Bahu ku untuk “nama-nama” yang Menyusup masuk ke Ruang Hati.. )

Tidak ada komentar: