Selasa, 18 Juni 2013

Akur

"Akur itu,
Lebih mudah bagimu dengan orang lain
Daripada bagimu dengan dirimu sendiri

Akur itu,
Kau,
Atau siapa saja,
Cukup ada yang memulai tersenyum
Setelah itu akan baik-baik saja

Akur itu,
Kau harus mendamaikan dirimu lebih dulu
Dari segala kesumat-kesumat

Akur itu,
Kau cukupkan berteman dengan dirimu sendiri,
Sehingga kau tak perlu memusuhi siapapun.

** Bukankah benci itu bermula sebab kau butuhkan orang lain tapi mereka tak dapat memenuhi apa yang kau "butuhkan"??!!



14/6/13

Pelajaran

"Atas setiap apa yang berlebihan,
Memang salah adanya.

Cinta, Suka, Marah, Benci, Gembira, Sedih..
Apapun itu.

NAIF
Ketika suatu waktu kau membenci apa yang pernah kau cintai karna berada bersebrangan pada titik yang paling ekstrim sekalipun.

** sebelum tenggelam matahari senja tadi,
aku disentakkan,
dan itulah PELAJARAN.



14/6/13

Tanpa Judul

"Ini bukan tentang pertarungan hati dan logika
Tapi keteguhan memegang janji pada diri sendiri
Meski geraham mulai terasa goyah
Tak berarti apa-apa
Selama tidak ada kata menyerah

Fokus pada apa yang di inginkan.
Bukan pada apa yang dirasakan.

** Tidak hendak turun beberapa tangga. Setelah susah payah merangkak menaikinya.



14/6/13

Es Krim

"Ku pusatkan pikiranku
Pada sebungkus es krim coklat
Untuk mereda gemetar-gemetarku sepanjang dhuha ini

Jari-jari dingin ku menjadi lebih hangat dengan sisa beku es krim yang mulai melumer...

Tidak logis!

Setidak logis kecamuk kacau tumpang tindih logika ku.

Tapi begitulah adanya
Aku merasa lebih baik setelah es krim ku tinggal stik nya saja..

** masih sisa dua es krim lagi


14/6/13

Logika Perempuan

"Logika Perempuan :

1. Ketika dia berkata "Berhenti.!", ia tidak sedang benar-benar menghentikan mu. Melainkan ia tengah butuh waktu untuk menormalkan detak jantungnya agar tidak grogi dan salah tingkah menerima kehadiranmu.

2.Ketika dia mengatakan "Jangan Mendekat.!", ia tidak sedang benar-benar mencegah. Ia hanya sedang memastikan kesungguhanmu untuk menjangkaunya.

3. Ketika dia mengatakan "Tetaplah Disana..". Ia tidak benar-benar memintamu diam saja. Ia hanya butuh ruang untuk meyakinkan dirinya bahwa ia akan bisa menerima kehadiranmu sepenuhnya.

5. Ketika ia berkata "Menjauhlah/Pergilah.!" dengan sikap membelakangimu sambil menundukkan kepala. Maka ia tidak benar-benar sedang mengusirmu. Ia hanya masih menyimpan luka. Dan ia takut terluka lagi olehmu. Ia membutuhkan keteguhan tekadmu untuk meyakinkannya, bahwa kau bisa menyembuhkannya.

6. Ketika dia mengatakan "Kau layak untuk yang lebih baik..". Ia tdk berarti sedang memintamu memilih yg lain. Ia hanya sedang ingin menguji diri sendiri. Apakah ia cukup layak bagimu.

** Logika perempuan, seringkali berbanding terbalik dengan apa yang terjadi dengan hatinya.

( Haishhh..!!! Drama-drama ini. Kenapa pula harus memakai refrensi yg nyata.)

Muram




13/6/13

Drama Logika

"Logika perempuan itu,
mau di drama korea, sinetron indonesia, dorama jepang, hollywood movies, bollywood movies,
telenovella,
semua-mua,
kalo sudah temanya tentang selaksa ratsa.
Sama saja!

Selalu berbanding terbalik dengan rasa-rasanya.

** dan saya pikir semua karakter itu refrensinya nyata.

( mengamati film, mengamati fenomena, mengamati "peristiwa" )



13/6/13

Diam

"Sebab kita adalah pribadi yang harus berdiri tegak pada setiap keputusan dengan alasan yang dapat di pertanggung jawabkan.
Itu sebabnya kita terpantangkan untuk menyerah pada segala kecamuk rasa yang tidak logis.

Hanya ada dua pilihan.
Miliki keberanian untuk sepenuhnya mempertanggung jawabkan.
Atau kau kremasi lalu tinggalkan.

** Diam adalah pilihan paling bijak saat kau tak sanggup untuk salah satu diantara keduanya.



13/6/13

Rasa Kantuk Persembunyian

"Rasa kantuk itu,
Seperti sebuah tempat rahasia dalam film kolosal Inggris jaman dulu
____ Secret Garden dengan telaga bening dan pohon rindang
Ada hamparan permadani,
Beberapa bantal dan sekeranjang buah segar

Kau bisa bersembunyi dengan nyaman didalamnya
Rehat sejenak dari segala ketidak logisan yang mengacau
Mencarut-marut akal sehat mu..

** mensyukuri gerombolan rasa kantuk yang sukses menelikung insomnia-insomniaku


13/6/13

Tanpa Judul

"Terus saja wajahku serasa di rebus-rebus
Bahkan warna pribuminya pun
Tidak dapat menyembunyikan merah-merahnya
Tingkahku salah sesalahnya

Aku pikir remaja jatuh cinta saja yang begitu

Ternyata aku juga..

** ngantuk siang bolong kok ya ga tanggung-tanggung
Mau menyalakan lampu malah bunyikan alrm.
Syukurnya hanya ada satpam dan beberapa sopir tetangga...
( cari jubah Harry Potter )



12/6/13

"Rumah Kosong

Kutemukan rumah kosong siang ini
Tak berpenghuni
Tak berhati
Megah kokohnya tak bermakna sudah
Sepi, sesepi yang paling sepi..

Sekelebat kata temanku terngiang-ngiang
Seperti Ambulance lewat membawa pasien gawat darurat
Memekak seperti mobil patroli menguber-uber remaja balap liar..
"Berdirilah di depan cermin, dan lihatlah betapa tak berartinya kau tanpa seseorang yang mencintai dan dicintai.."

Pembuluh sarafku terasa menyempit
Bersama batok kepala dan ruang-ruang pikiranku

Sekali ini,
Serpihan sketsa yang tlah ku sobek beberapa hari lalu
Berhamburan terhempas-hempas di hadapanku
Seperti hatiku..

** ada apa lagi ini???



12/6/13

Lunch and Sleepy

"Kantuk-kantuk ku berjelaga
Sejelaga sarang Laba-laba di gelayuti puluhan penghuninya
Sampai reot nyaris putus
Begitu juga kelopak mataku hendak terkatup-katup

Sesosok tambun beroblong biru menggedor-gedor jendela di samping kepala
Segaris senyum lebar dan lambain tangannya membuyar buyar sebuarnya benih lelap siangku

Cerah wajahnya,
Sempurna sesempurna nilai Matematika Ujian Negaranya..

Hey! Nak...
Akan ku penuhi undangan jamuan siangmu... (^^*)

** it's time to lunch.! 


12/6/13

"ID Card Berwarna Hijau"


Bilangan ke sebelas bulan sabit di ujung barat
Benda kecil berwarna hijau tak sampai setelapak tangan itu
Diberikan padaku

"Identitas Kita"
judulnya . . .

Tiba-tiba saja lintas-lintas pikiranku penuh

Apa pengaruhnya bagiku?!

Sebiasa-biasanya benda ini kulihat bergelantungan
Di jas dan saku kemeja para peserta pelatihan
Di jas dan saku kemeja staf pejabat pemerintahan
Di jas dan saku para pegawai bank dan petugas pajak
Di jas dan saku para peserta olimpiade sains

Lalu sekarang,
Di lipatan jilbab ku kah??

Sepertinya begitu.
Harus pula.

Ah! Menambah daftar rantai merantai saja rasanya.
Kecil sih . . .
Tapi besar juga pengaruhnya.
Orang-orang jadi berhenti bertanya
"Kamu siapa?"
Atau setidaknya,
Tak ada lagi yang bergumam..
"Itu guru atau siswa... Kecil sekali..."

Baiklah.!
Ku kenakan saja.

** seorang teman bilang "senyumnya manis di poto ini..."
Haduuuhhh...
Seharusnya senyum setiap hariku lebih manis lagi..
(Jujur saja, di foto itu aku sedang nyengir karna silau)



12/6/13

Undangan Aqikah Berwarna Kuning Lembut

"Undangan Aqikah Berwarna Kuning"

Tangan ku gemetar
Entahlah...
Warna kuningnya begitu manis dan lembut
Namaku tertera singkat 5 abjad
Sebagai undangan saja

Sesosok mungil dengan mata segaris nyaris terpejam
Siang itu lelap dalam dekapan
Sepanjang waktu kunjungan

Ada yang mulai menggenang
Dan kutemukan sudut hatiku tergugu

Sejak kapan rindu ini seperti ini???

** Kenapa gambar bayinya tanpa kepalaaa??!!!
(Haishhh..!!)



12/6/13

Lelaki Dalam Sketsa

~~~
Menjadi Lelaki Itu...

Mestilah sepertimu,
Senyaman mihrab tempat pengaduan segala kesah dan keluh
Dengan bahu lebar yang bertuliskan
"disini tersedia tempat bersandar bagi siapa saja yang membutuhkan"
Serta dada bidang bagi siapa saja yang memerlukan perlindungan.

Menjadi Lelaki Itu...

Mestilah sepertimu
Memiliki lengan yang kokoh menjaga
Dengan telapak tangan yang slalu terbuka
Serta langkah tegap yang meneguhkan.

Menjadi Lelaki Itu...

Mestilah sepertimu,
Bekerja dalam diam
Membuktikan tanpa membusung dada
Menaklukkan dengan rela

Menjadi Lelaki Itu...

Mestilah sepertimu,
Telaga yang menenangkan
Sungai yang mengarahkan aliran hingga kemuara
Bintang yang slalu menunjukkan arah ditengah badai

Menjadi Lelaki Itu...

Yang bersedia memanggul kerier ke gunung bersamaku.
Heh he . . .

** cengar-cengir sore ku membuat sketsa baru


11/6/13

Sepiring Rujak Harapku

Sepiring rujak dengan bumbu pedasku
Tak habis sore ini

Terlalu banyak dan terlalu pedas, alasanku

Tak apa...
Maklum ku atas kapasitas diri

Biarku masukkan kulkas saja separuh sisanya
Mungkin malam nanti,
Atau besok pagi
Dingin menjadikan bumbunya lebih manis dan buahnya lebih renyah

** harap-harap ku saja, 


11/6/13

Hati Raja

~~~
Sepi inspirasi,
Tidak ada itu.!

Hanya tumpuk menumpuk mendung yang tak kunjung rinai
Menyumbat sumbat aliran kosa kata yang menggunung dibenakku

Hey!
Tak ada seapa-apapun yang berhak mendormansi kreatifitasmu
Merampas karya-karyamu
Apatah lagi membungkam senyum mu.
Tak ada!

Menjadilah raja bagi hatimu.

** menumpas benalu bernama "bad mood" hingga molekul akar terakhir


11/6/13

Senin, 10 Juni 2013

"" Fitrah Jiwa ""

Fitrah setiap jiwa adalah lahir, hidup, dan mati dengan damai
Itu sebabnya ada kata maaf dan memaafkan
Karna dengan demikian tak ada ruang bagi rasa benci, marah, dendam dan kecewa
Yang akan menyia-nyiakan usia kita
Pun juga ada kata tulus, sabar, syukur, dan ikhlas
Sebagai penghapus kesedihan, duka, rasa sakit dan perih...

Jikapun ada kemudian jiwa yang hanya bisa bertahan hidup dengan kemarahan
Maka dipastikan jiwa itu tlah berada di luar garis fitrahnya...

ROBB Yang Maha Penggenggam Hati Dan Pemilik Setiap Jiwa
Izinkan jiwa lemah ini mengetuk pintu mu dengan kesabaran dan penerimaan...

** terus menundukkan kepala sambil mendekap dada kiri




GLM  10/6/13

"" Jangan Memancing Gelombang ""

"" ~¤~ ""
Riak air di telaga itu,
Baik jika tak kau lempari kerikil lagi
Sebab gelombangnya akan semakin mengaburkan bayangan

Tentang anak panah itu juga,
Baik jika tak kau bidik sembarangan
Karna kau tak tau kapan ia akan mengenai dan melukai

Sebelum senja hari ini
Ku pesankan untuk tak menyentuh gelas
Yang sedang mengendapkan air dengan lumpur
Karna kau hanya akan mengeruhkannya.

Ah!
Pesan-pesanku menjadi semakin abstrak.
Tapi ku pastikan kau mengerti.

** tidak ada yang boleh insomnia lagi



GLM 9/6/13

"" Jubah Harry Potter Lagi ""

"Dalam ruang putih yang dipenuhi kening-kening berkerut ini
Aku benar-benar ingin berjalan-jalan ditengah hujan deras diluar sana

Meski tak ada air mata yang perlu disembunyikan
Setidaknya
Bisa kubasuh pula kacau balau logika dan hatiku yang sedang tidak akur ini

** Butuh jubah menghilang Harry Potter,



AFA 9/6/13

"" Kau, Yang Memintal dan Mengurai Benang ""

===>>>
"Yang tak bisa dibeli itu, Hati
Yang tak bisa ditebus itu, Waktu
Seberapapun kau ingin

Jikapun hari ini
Aku menemukanmu seperti wanita jahiliyah yang saat berkabungnya
Memintal benang lalu kemudian mengurainya kembali
Aku mafhun...

Dan kau...
Tak kan ku cegah tanganmu menabur garam
Pada lukamu sendiri
Tak Akan.!

Ranting peduli-peduli ku
Bukan aku yang memangkasnya
Tapu kau yang mencerabut hingga ke tunas akar-akarnya

Tak ku miliki lagi

Kecuali kau menyemainya kembali

Seperti pintu yang kau banting bersama lemparan tanduk taringmu
Tak akan pernah terbuka
Tak akan pernah

Kecuali kaulah yang mengetuknya,
Mengetuk dengan sopan

** aku hanya akan menonton mu saja
seperti menonton pasien Rumah Sakit Jiwa
Aku, bukan kapasitasku menyembuhkanmu.



GLM   9/6/13

"" Yang Masih Tersisa Dari Gili ""

~~"¤"~~
"Ahad ke-dua,
Sejak kita balik kanan dengan sopan meninggalkan gili

Astaga...
Masih ada kosa-kata yang menggelitik mendesak di pintu keluar

Ada pesan yang harus sampai katanya,

Dek,
Sini . . .

Kelak,
Kakak akan menjitakmu kalo sampai terdengar kesah-keluh perempuanmu
Sebab kau berjalan di depannya sepanjang garis pantai

Karna dalam perjalanan, Dek..
Tempatmu jika tidak satu-dua langkah dibelakang,
Maka mestilah berjajar sejajar dengan langkah perempuan mu.

Kakak juga akan mementung mu,
Kalo sampai terdengar rutuk gerutu dari perempuanmu
Sebab acuhmu atas lelah karna menahan nyeri lutut kirinya,

Kakak mengingatkan mu sebelumnya bukan?
Bahwa garis pantai yang tak datar itu
Akan memberi tekanan lebih pada salah satu tumpuan kanan-kirimu
Terlebih jika ada saraf cedera yang menjadi rangkaian pusat gerak langkahmu

Benar!
Perlu kakak pentung kepalamu itu,
Agar kau mengerti rasanya
Dengan begitu,
Tak kau biarkan perempuan mu berteriak sambil berlari mengejar langkah lebarmu
Menahan omelan agar tak terlihat cengeng di hadapan tunas kecilmu.

Hey! Tak perlu kau tawarkan punggung mu 
Cukup menemukan sepohon rindang
Lalau kau tawarkan rehat sejenak...
Seperti itulah...

Kau itu Dek . . .
Peka rasamu,
Disini tempat tepatnya...
Kau mengerti?!


GLM 9/6/13

"" Kehidupan Puisi ""

"Kungfu hadir dalam setiap gerak kehidupan,
Kata Mr.Han pada Xiao Dre

Puisi pun . . .

Ia kosa kata yang mengalir bersama air
Meliuk bersama angin
Mekar bersama kelopak-kelopak bunga
Berguguran bersama dedaunan
Menjadi nafas dan detak jantung

Semua-muanya

Puisi adalah kehidupan itu sendiri

** aku jatuh cinta lagi, belasan tahun setelah Cinta mengembalikan "Aku nya Soemandjaya" pada Rangga.
( kesadaran baru datang sekarang )



GLM 9/6/13

"" Aa' Terimakasih... ""

"Menguji Seberapa Sabar Kita Untuk Menunggu"

Ade jadikan ini rapal mantra semasa yang Ade punya, A...
Tanpan mantra ini,
Tak tau pun sudah Ade dimana,

Seperti sandaran saat lelah,
Seperti bahu sahabat ketika lemah,
Seperti tiang penyangga waktu rapuh,
Ade rapal serapal nya kata sabar untuk membasuh ubun-ubun dan hati,

Tak ada yang lebih indah dari kesabaran di saat menunggu...

Terimakasih A,
Untuk suplai energi merajut kesabaran pagi ini.

~~~~



kadang cinta hanya ingin menguji seberapa sabar kita untuk menunggu..

*\(^o^)/* have a nice sunday.. Semoga harimu indah..
 
Aa" Doel
 
 
 
GLM 9/6/13

"" Terbungkam Bang Tere ""

Sepagi ini,
Sisa lelap hari malasku usai subuh tadi tertampar-tampar
Seperti udang rebus dalam dandang saja wajah pribumiku
Tunduk kepala pun tetap tidak bisa sembunyikan malu

Mereka-mereka yang pernah mengetuk pintu
Yang pernah menawarkan sebuah ruang untuk singgah bertamu
Tiba-tiba saja menjelma nyaris nabi di mataku,
Sekarang,
Setelah mereka menjadi para pemegang janji tursina untuk jantung mereka masing-masing.

Bang Tere . . .
Kapan aku akan bisa berbantah-bantah dengan mu???

** pagiku butuh sepering rujak dengan bumbu pedas

~ ~ ~ ~ ~

Kalau kita ingin memperoleh pasangan yang sempurna, maka sayangnya, mereka semua sudah menikah.

Nah, yang bisa dilakukan adalah, menemukan seseorang yang tidak sempurna, tapi saat kita menikah dengannya, maka sempurna sudah saling melengkapi. Sempurna sudah untuk belajar saling memahami, menerima kelebihan dan kekurangan

Mungkin begitulah hakikat 'pasangan yang sempurna'.

*Tere Lije
 
 
 
GLM 8/6/13

"" Ali dan Zahra ""

"Children Of Heaven"

16 tahun berlalu,
Tetap saja memukau.

Dan tlah ku wariskan keterpukau-an itu pada beberapa generasi setelahku,

Bahkan hingga hari ini,
Esok,
Juga nanti . . .

** yang mau, PM aja...
( Fiuh.! Gaya.! )



GLM 8/6/13

"" Rindu Sekali Ini ""

"Di hamparan gaun-gaun munggil cantik ini,
Kelopak mataku menghangat,
Seperti empat dimensi aku melihat bidadari mungil tertawa dengan mata bening mengenakannya,

Tak pernah sebegininya aku sebelum ini,

Pun saat ku alihkan pandangku pada sepatu-sepatu mungil segenggaman
Dengan jaket-jaket hangat berkain lembut bergambar panda
Empat dimensi malaikat mungil dengan mata teduh tertawa-tawa dibenakku..

Duh ROBB . . .
Sejak kapan rindu seperti ini menyemai??

** menengadah wajah kelangit sambil mendekap dada kiri



GLM 8/6/13

"" Lelap Sembilan Belas Menit ""

==<< >>==
"Sembilan belas menit,
Dan lelapku melewatkan tiga Vanessa Mae di winamp ku..
O o o . . .
Percakapan Ray pun tak tahu tadi tertutup dimana
Kelopak mataku mengatup saja mau-maunya

Wah wah wah . . .
Halaman Rembulan Tenggelam Diwajahmu masih tumpuk menumpuk
Dan di alisku,
Bayi-bayi Gajah masih hendak main perosotan ke bulu mataku

Magrib, Nis...
Magrib beberapa menit lagi..

** membujuk kantuk yang masih memerahi kornea ku agar datang beberapa jam nanti



8/6/13

"" Hidup, dan Sepiring Rujak Bumbu Pedas ""

~.~.~.~.~
"Amsaina...
Warm Airnya Vanessa Mae,
Fur Elisenya Heruyuki,
dan The Chairman's Waltz yang menjadi nafas Memoirs Of Gheisha..
Tlah ku bariskan bersama deretan lainnya..

Amsaina...
Bukan hendak menabur garam di lahan perih,
Aku hanya menerapi ketakutan-ketakutanku

Sebab malam nanti,
Aku tak ingin insomnia lagi.
Pun juga untuk besok pagiku,
Aku tidak mau melihat mata sembab kurang tidurku...

Amsaina...
Bersama instrumentalia semesta...

** menikmati semua-mua seperti sepiring rujak buah dengan bumbu pedasnya,



GLM 8/6/13

"" Bait Puisi Yang Tercecer ""

~~"¤"~~
"Pernah,
Dalam ingatan samarku
Kau meminta untuk ku tarik simpul
Dari bait-bait tercecermu di beranda ku.

Tapi aku malah tergugu oleh kecamuk-camuk pikiran
Rasa takut dari dua puluh empat jahitan luka Juni ku
Yang belum juga beranjak mengering

Kau,
Mungkin harus miliki kesabaran mata air
Terus mengalir meski tak banyak
Setibanya mendanau suatu saat nanti,
Dan pada saat itu
Aku tlah lupa rasa takut ku
Kemudian berenang sumringah dengan nyaman di danau hatimu

** jika berkenan dan kau tak menyerah,
mungkin waktu akan berbaik hati



GLM 8/6/13

"" Lelaki Terbaik Untuk mu, De... ""

~~¤~~
De . . .
Kau ingat apa yang Kakak pesankan??
"Lelaki yang pantas untuk mu,
Adalah lelaki yang mencintaimu,
Memuliakan mu,
Dan tak mempermalukan mu atas perasaan mu sendiri"

De,
Masih ingatkah bincang kita larut malam itu?
"Lelaki yang baik untuk mu,
Adalah yang memiliki seribu pesona,
Tapi menjaganya,
Menjaganya hanya untuk menjadi lelaki terhebat bagimu,
Bukan menebar tebar,
Dan sepamer-pamer untuk menunjukkan padamu
Bahwa kau benar-benar perempuan beruntung jika mendapatkannya,"

De . . .
Lelaki terhebat itu,
"ia mampu menempatkan mu menjadi karunia terbaik baginya"

De,
Lelaki mulia itu . .
"Tidak membanting ketika marahnya"

De . . .
Kakak tak hendak menguliti siung bawang hatimu
Kau mau mencintai sesiapa
Itu hak paling hak mu,

Kakak mu ini De . . .
Berdo'a semoga yang terbaiklah bagi detak jantung mu . . .

** mencintai mu, sungguh mencintaimu...



GLM 8/6/13

"" Hati Yang Di caci ""

Dhuha' ini,
Ku tukar dekapan dada kiriku
Dengan se-mika rujak dingin dari freezer

Ku redakan gemuruh dan didih hatiku
Agar tak terseret arus maki-maki mu
Tentang hati yang menikam samurai di hatimu

Baiklah,
Pagi ini terakhir aku membaca benakmu
Besok tak ada lagi bujukan do'a dariku
Yang mendo'akan mu agar berhenti menabur garam diluka-lukamu

Kau,
Lebih tau bagaimana mendapatkan Betadine
Dan selembar perban untuk dirimu

** sekarang aku balik kanan,
dan ku tinggalkan bagimu hati
Untuk kau caci sepuas-puasmu


GLM 8/6/13

"Biola Pilu"

~*~¤~*~
"Biola,
Seperti memasuki lorong waktu yang paling pilu
Setiap kali saraf pendengaranku bersentuhan dengan tangga nadanya..

Mungkinkah dalam legenda yang tak ku ketahui
Biola lahir dari genangan air kelopak mata bidadari kehilangan selendang nya?

Ah!
Dongeng Jaka Tarub tak sepilu itu.

Lalu,
mungkinkah sejarah kelahirannya terselip sunyi
Bersama tangis dalam tidurnya Roses Of Versailless?!

Atau dari sedu paling tersembunyi milik Sayuri
Dalam Memoirs Of Gheisha?!

Huuufffhhh...!
Bahkan ku hela nafas pun
Genangan itu masih menyesak disini,
Di Juni . . .

Tapi,
Aku tak kan pernah berhenti merindukannya,
Merindukan untuk memainkan sumber pengingat rasa pilu itu.

Sepilu-pilunya
Ia tetap rangkaian titi nada yang indah
Ia deretan instrument terbaik kehidupan,

Gendang telingaku hanya perlu makin membiasa mendengarnya,

Demikian nanti,
Meski tumpah pula air mataku
Aku akan tetap tersenyum menyimaknya..

Biola...
Aku ingin belajar biola,
Sungguh ingin . . .

** mendeteksi detak dada kiri

( ia baik-baik saja. Akan baik-baik saja.. )


GLM 7/6/13

"" Mengkremasi Benci ""

~~***~~
"Berkali-kali aku ulangi penegasan ini.
Bahwa tlah lama aku mengkremasi benci

Memangkas habis tiap tunas tanduk di kepalaku,
Pun juga taring disela gigi-gigi ku,

Se-erupsi ku adalah menundukkan kepala dan memegang dada kiri
Menggenangkan air secukupnya di kantung kelopak mataku,
Lalu ku gunakan membasahi ubun-ubunku,
Agar tak ada api,
dan tak ada asap yang membubung..

Seperti Yahudipun kau kibar bendera merahmu,
Ditambah pula tiupan terompet memekak gendang telinga,
Selama kau masih bersaksi yang dua kalimat sama denganku,
Aku pastikan aku tetap berdiri diam,
Dengan sikap yang sudah aku jelaskan.

Jangan membuat pegal lenganmu sendiri,
Dengan mengibas-ngibas kain merah di hadapanku,
Kepalaku bukan kepala sapi Matador bangsa Spanyol.

Sebenci-bencimu padaku,
Kau hanya tengah menyakiti dirimu,
Duduk manislah,
Lalu tarik nafas . . .

** jika kau butuh segelas air,
jangan sungkan,
aku akan menyediakan untukmu...



GLM 7/6/13

"" Kesempatan Yang Kau Gerutu ""

~>>*<<~
"Sejenak...
Kerutan keningku melapis,
Sesore ini kutemukan kau tengah merutuk-rutuk di beranda,
Gerutu-gerutu mu pada masa bernama kesempatan,
Benar-benar serasa dimasuki air saat mandi di lorong telingaku.

Sekira-kiranya kau dalam jangkau lemparan gelas air mineral,
Telah ku lempar lagi ke wajahmu

Hey!
Lupakah kau pada jampi mantra yang selama ini kau gumam?!
"Tentang daun gugur yang tak pernah membenci anggin"
Dari Abang kesayangan mu..

Ah!
Benar-benar ingin ku tendang saja tulang kering betismu,
Agar kau ingat kembali betapa baiknya setiap kesempatan mengajarimu mencintai.
Tak peduli berapa hati yang kau ketuk namun semua terisi,
Kesempatan tak pernah jera mengajarimu mencoba,
Memulai kembali,
Menyemai lagi dan lagi,
Hingga layak mu teruji,
Dan kau dapatkan yang terbaik bagi detak jatungmu nanti...

Aduh!
Panikmu itu..
Lagi-lagi harus ku jitak kepalamu,
Jangan melempar kesalahan,
Tak ada yang menjadi lebih baik karnanya.
Kau mengerti?!

** pasang status siagamu Senin nanti . . .



GLM  7/6/13

"" Waktu, Terimakasih... ""

~¤~*~¤~
"Ku temukan kembali raka'at ku sore tadi,
Serasa oase di tengah gurun

Lalu ku temukan pula hangat mu pada bincang senja kita,
Meluruh separuh keterasingan yang janggal semasa ini,
Cukup bersahabat,
Setelah pikir sak wasangka ku
Kau memusuhi ku..

Warna-warni sehari-hari yang slalu upaya ku syukuri
Seapa-apapun yang terjadi
Meski sering pula tumpah ruah dan menggenang air kantung mataku
Tapi sezarrahpun ku sesali

Sesisi manusiaku saja,
Sampai kemudian aku menuliskannya.

Kau, tetaplah menebar ramah-tamah
Suasana hatiku membaik karnanya.

** waktu, terimakasih . . .


GLM 7/6/13

"Bangau Kertas Dan Teh Sore"

>>¤~¤<<
Bangau kertas yang kau belit-belit sayapnya di jendelamu itu, De..
Membuat Kakak tertawa-tawa
Dalam hati saja,

Nanti,
Kakak akan memberi tau mu bagaimana merangkainya,
Menjadikannya tirai "permohonan" seperti dalam komik-komik cantik kesukaanmu,
Tapi kita harus membeli kertas Origami lebih dulu,
Juga sebiji jarum dan segulung benang..

Sekarang,
Mari kita lincahkan terlebih dulu lengan gemulai mu
Dengan membuat berdebar jantung para pengendara dijalanan yang masih gerimis
Demi SIM A 17 tahun mu di purnama sekali lagi.

** sambil memegang segelas Teh wangi, dan Kakak tertawa dengan celetuk mu...
"Mbak, kita seperti keluarga-keluarga di Inggris. Minum teh sore di beranda hujan begini"
Adila, Adila..
Senyum mu membuat teh ini lebih istimewa hangatnya...


GLM 7/6/13

** Dan Bunda mengunggah Lelap Soreku **

~*~¤~*~
"Seperti di halau,
Rinai dari gerbang langit
Dan para lelaki dari pintu-pintu masjid
Berhamburan saja begitu murah hati
Dan gumi Sangkareangku basah memeluk debu-debu..

Dan aku,
Jemariku seperti besi didekap magnet karibnya,
Terkulai saja di atas jejeran tuts hitam layar 10 inch tua ku

Mataku pun seperti rangkaian tangga nada yang begitu serasi
Terkatup,
Lelap . . .

** Senandung Paradise nya lelaki berwajah teduh dari Turki mengoyak tidurku,
Ah Bunda...
Tak jadi aku manyun 5 centi, 


GLM 7/6/13

** Insomnia Bulan **

~*¤*¤*~
Ingin ku simpakan seribu purnama untukmu,
Tapi satu saja telah membuatmu tertegun paku.

Lalu ku kurangi purnama menjadi separuh saja,
Tapi masih juga pandanganmu tak beranjak.

Pun kemudian saat ku sabitkan,
Masih seperti itu.

Apa perlu ku pinta tambahan waktu revolusinya?!
Hingga bisa ku gelapkan setotal-totalnya,
Agar kau bisa terbebas dari insomnia bulan
Dan kau terlelap untuk menyambut mentari mu besok pagi.

Perlu kah?!
Perlu kah sebegitu padamu?!

** aku tak ingin merasa bersalah atas insomnia akut mu


GLM 7/6/13

** Perdu Rasa**

¤~¤~¤
Masih ingin bicara tentang rasa sakit kah?

Baiklah,
aku beritaukan sebelum usai jum'at mu
Bahwa akan lebih mudah bagimu
Atas rasa sakit yang kau pilih sendiri
Dari terhempas dan terbanting yang bukan mau mu.

Saat kau memilih,
Kau tau takaran mu
Setidaknya begitu.

Tapi jika kau terbanting,
Tak ada takaran untuk dugaan.

Memilih rasa sakit saat kau terbangun subuh tadi,
Sungguh!
Lebih baik bagimu,
Sedari pada kau terbanting di tengah lelapmu malam nanti.

** aku tengah bicara tentang kecambah perdu rasa mu


GLM 7/6/13

""Warna-warna""

>>>
Beberapa warna yang tak kau suka itu
Sebenarnya terlihat manis dipadan denganmu.

Merah jambu misalnya,
Sesekali kau kenakan terpaksa
Beberapa mata tertegun memuji.
Ayu...

Beberapa lagi mengimajinasi
Senyum simetris lebih dari 5 cm mu itu
Makin crispy jika dipadan jingga,
Pun juga mata binarmu dipadani kuning,
Niscaya makin binar lah ia.

Sayang,
Kau begitu kepala batu dengan warna gelapmu.

** Masih saja ada yang merutuki warna


GLM 7/6/13

** Kegondokan Pagi

~~~
Ingin ku gunakan saja jubah menghilang Harry Potter jika seperti ini,
Jika tidak untuk diriku,
Untuk mereka saja,

Atau,
Perlukah ada mata yang harus buta?!

Jangan!
Itu terlalu sadis untuk hal remeh temeh,

Baiklah.!
Seperti halnya aku tak kan pernah bisa meminta hujan mengurangi curahnya,
Begitu juga aku tak kan pernah bisa meminta matahari menambahkan sinarnya.

Apapun dan apapun,
Tak selebih dari panas yang menyengat sesaat,
Tak selebih dari angin lewat.

Aku akan mengabaikannya seabainya...





GLM 7/6/13

~>Hipotermia Rasa<~

Sesiang tadi hati ku gigil,
Dan jemari ku gemetar,
Pandanganku kabut membiru,
Setidak logis gadis remaja terkena buhul,
Aku,
Panik sepanik tsunami..

Puisi-puisi itu seperti pusaran arus deras,
Menyeret atlet perenang peraih golden world competion.

Puisi-puisi itu seperti butiran chimeng yang tak pernah kulihat,
Mensakaw kan kesadaran yang paling sadar.

Puisi-puisi itu,
Tepat setelah dua Juni berlalu
Membuatku hipotermia
Dengan jari gemetar nyaris beku
Yang terus ingin menuliskan hamburan kosa-kata.

** sampai harus ku bongkar sebongkarnya email dan pasword-pasword rumitku untuk bisa memiliki kembali halaman-halaman blog ku,
Ah kau, Nis...
Mesti disulut api dan dikibar bendera merah dulu oleh hatter baru memegang pena lagi,
Ckckck


(GLM __ 6/6/13)

Rabu, 05 Juni 2013

¤Rasa Takut, Dan Kau Ajari Aku Tentang Keberanian¤





"Rasa takut,
Tak pantas menempati tahta di hatimu, Dee..
Ia hanya layak menjadi teman seperjalanan,
Melangkah damai bersisian.
Dan jiwamu itu, Dee..
Semestinya tumbuh untuk melawan,
Bukan mengkerut dan bersembunyi."

Sedhuha ini,
Serasa telaga menyimak tuturmu di ruang pribadiku.

Kau benar,
Sebenar ceritamu tentang cantik tarian kupu-kupu.

Tak terbantah,
Se-tak terbantah ceritamu tentang merdu nyanyian burung.

Tak teragu,
Se-tak teragukan ceritamu tentang indah siluet senja dan tirai cahaya di celah ranting rimbun pepohonan hutan.

Hari ini,
Aku akan menyemai langkah perlawanan,
Seperti tapak-tapak kaki tak beralas anak-anak gunung di jalanan becek
Melawan segala keterbatasan.

Hari ini,
Aku menghancurkan tahta bernama rasa takut itu di hati dan pikiran ku,

Dan seperti yg ku katakan kemarin,
Esok,
Aku pastikan tak kan menghitung Juni lagi.

** senyum sumringah kemudian membungkuk kan badan.. (^____^)

GLM
6/6/13

¤Cinta & Kesempurnaan¤





"aku kah yang terlalu mencintai,
hingga ingatanku tentangnya begitu sempurna.
Atau kah benar bahwa ia sempurna dalam ukuran idealku,
sehingga aku begitu mencintainya??"

Se-empat Juni ini aku tak juga miliki peta untuk memetakan jawabannya,

Tlah ku kuliti semua lapisan siung bawang hatiku
Untuk melupakan tiap detail molekul ingatan tentangnya,
Tapi sungguh itu hanya hiburan yang sia-sia.

Semua bendera putih tlah koyak ku kibar-kibarkan
Tak juga perjanjian damai logika dan rasaku terstempel kata sepakat,

Saraf kepala ku terus saja merasa cedera dan membutuhkan Voltaren,
Seperti juga sesak dadaku yang membutuhkan tabung oksigen lebih,
Juga lambungku yang memelas sebutir antasid
Setiap kali lembar ujian itu di buka kembali.

Bendera terakhir yang ku kibar hari ini
Bukan lagi bendera putih,
Tapi biru sebiru warna biru,

Aku menyerah pada Juni,
Biar sajalah,
Sebadai dan segigil apa,
Juni tak lebih dari 30 hari.

Aku miliki sisa lebih banyak hari lagi
Untuk mencintai yang lebih sempurna,
Dengan lebih sempurna.

** Dhuha
GLM
6/6/13

"Lorong-lorong Autum"



 
Deretan pepohonan yang tak jelas ku ingat namanya ini
Dengan hamparan dedaunan berguguran entah berapa musim
Menjadi permadani alam seperti di negri yang slalu ku impikan,

Bias cahaya di celah reranting
Berkilau menirai,
Semakin menjejal rindu yang belum pun bermula
Ya...
Tentang negri yang aku impikan
Dimana aku berkimono anggun disana,

Lorong Autum,
begitu aku menamainya,

Pada harinya nanti,
Aku akan kembali
Bersama pemegang janji gunung Tursina ku,

** Ashbahna
BLM
6/6/13