Rabu, 13 Januari 2010

“TUHAN SEMBILAN SENTI”

( Puisi Taufik Ismail )

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok, tapi tempat
siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok

Di sawah petani merokok, di pabrik pekerja merokok, dikantor pegawai merokok, di kabinet menteri merokok, di reses parlemen anggota DPR merokok, di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok, hansip-bintara-perwira nongkrong merokok, di perkebunan pemetik buah kopi merokok, di perahu nelayan penjaring ikan merokok, di pabrik petasan pemilik
modalnya merokok, di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu- na'IM
sangat ramah bagi perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi
orang yang tak merokok

Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,
di ruang kepala sekolah. Ada guru merokok, di kampus mahasiswa
merokok, di ruang kuliah dosen merokok, di rapat POMG orang tua murid
merokok, di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya apakah ada
buku tuntunan cara merokok, di angkot Kijang penumpang merokok, di
bis kota sumpek yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok, di
loket penjualan karcis orang merokok, di kereta API penuh sesak orang
festival merokok, di kapal penyeberangan antar pulau penumpang
merokok, di andong Yogya kusirnya merokok, sampai kabarnya kuda
andong minta diajari pula merokok

Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok,
tapi tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok

Rokok telah menjadi dewa, berhala, Tuhan baru,
diam-diam menguasai kita

Di pasar orang merokok, di warung Tegal pengunjung merokok, di restoran, di toko buku orang merokok, di kafe di diskotik para pengunjung merokok

Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan abab rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita
di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut dan
hidungnya mirip asbak rokok

Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul saling
menularkan HIV-AIDS sesamanya, tapi kita tidak ketularan penyakitnya.
Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok,
di kantor atau di stopan bus, kita ketularan penyakitnya.
Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS

Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin
paling subur di dunia, dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun
asap tembakau itu, bisa ketularan kena

Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok, di apotik yang antri obat
merokok, di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok, di ruang tunggu
dokter pasien merokok, dan ada juga dokter-dokter merokok

Istirahat main tenis orang merokok, di pinggir lapangan voli orang
merokok, menyandang raket badminton orang merokok, pemain bola PSSI
sembunyi-sembunyi merokok, panitia pertandingan balap mobil,
pertandingan bulutangkis, turnamen sepakbola
mengemis-ngemis mencium
kaki sponsor perusahaan rokok

Di kamar kecil 12 meter kubik, sambil 'ek-'ek orang
goblok merokok, di
dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok, di
ruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi, orang-orang
goblok merokok

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu- na'IM sangat
ramah bagi
orang perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup
bagi orang yang tak
merokok

Rokok telah menjadi dewa, berhala, Tuhan baru,
diam-diam menguasai kita

Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat
merujuk kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa.
Mereka ulama ahli hisap. Haasaba, yuhaasibu, hisaaban. Bukan ahli
hisab ilmu falak, tapi ahli hisap rokok.

Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip
berhala-berhala kecil, sembilan senti panjangnya,
putih warnanya,
kemana-mana dibawa dengan setia, satu kantong dengan
kalung tasbih 99 butirnya

Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang, tampak
kebanyakan
mereka memegang rokok dengan tangan kanan, cuma
sedikit yang memegang
dengan tangan kiri. Inikah gerangan pertanda yang
terbanyak kelompok
ashabul yamiin dan yang sedikit golongan ashabus
syimaal?

Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.
Mamnu'ut tadkhiin, ya ustadz. Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.
Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.
Haadzihi al ghurfati malii'atun bi mukayyafi al hawwa'i.
Kalau tak tahan, di luar itu sajalah merokok.

Laa taqtuluu anfusakum. Min fadhlik, ya ustadz.
25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan.
15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi).
Daging khinzir diharamkan.
4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok.
Patutnya rokok diapakan?

Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz. Wa yuharrimu
'alayhimul
khabaaith. Mohon ini direnungkan tenang-tenang, karena
pada zaman
Rasulullah dahulu, sudah ada alkohol, sudah ada babi,
tapi belum ada
rokok.

Jadi ini PR untuk para ulama. Tapi jangan karena
ustadz ketagihan
rokok, lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan,
jangan.

Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar
perbandingan ini. Banyak
yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang
kepalanya berapi itu,
yaitu ujung rokok mereka. Kini mereka berfikir.
Biarkan mereka
berfikir. Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin
pengap, Dan ada yang
mulai terbatuk-batuk

Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini, sejak
tadi pagi sudah
120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok.
Korban penyakit
rokok lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu
lintas, lebih
gawat ketimbang bencana banjir, gempa bumi dan
longsor, cuma setingkat
di bawah korban narkoba

Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil
itu sangat
berkuasa di negara kita, jutaan jumlahnya, bersembunyi
di dalam
kantong baju dan celana, dibungkus dalam kertas
berwarni dan berwarna,
diiklankan dengan indah dan cerdasnya

Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri, tidak
perlu ruku' dan
sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini, karena
orang akan khusyuk
dan fana dalam nikmat lewat upacara menyalakan API dan
sesajen asap
tuhan-tuhan ini

Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala
ini.

"Menyembah selain Tuhan rasanya gak kepikiran sama sekali. Benarkah? Ternyata mungkin kita sering melakukannya. Contoh, lagi meeting, gak berani izin untuk sholat. Mau berjilbab, dilarang suami. Ternyata kita lebih takut pada Boss daripada sama Tuhan.
Puisi Taufik Ismail ini dengan keras mengingatkan orang2 yang menuhankan rokok. Jelas rokok itu menzalimi diri sendiri dan orang lain, tapi masih juga hanya diharamkan di tempat umum..."


( Copy Paste dari Note Brother Billy Antoro )

"Kulit gelapku dan Doktrin Iklan Cream Rasisme".

( catatan korban ”white is beautiful” jilid dua : D )


“Nis.. kok wajah mu makin gelap gitu?”
“kok makin hitam nis..???”
“kok wajah mu jadi belang begitu sih nis.???”
”nak, itu kulit wajah mu jadi makin gelap begitu, bikin bunda jadi khawatir..”
”mbak, pake cream whitening nya Dede nih, agar kulitnya tidak gosong begitu..”
”mbak, itu kulit napa dibiarin makin negro sih, sesekali perawatan ke salon gitu, kayak ade nih.. cling.. !!”
”wah, maaf, kirain bukan sunis, mungkin karna difoto kemarin lihatnya lebih putih..”
”oh.. kamu kakak nya ya? Adikmu lebih putih ya..”
Bla bla bla bla bla..

Yang aku tulis di atas hanya sebagian komentar yang aku ingat tentang kulit gelap ku..
Dan semuanya aku tanggapi dengan cengengesan gak jelas plus kadang terselip perasaan yang entah..
Antara ingin protes dan pasrah karna memang komentar mereka benar adanya..
Hehe..

Awalnya aku cuek dan merasa aman-aman saja, tidak ingin direpotkan dengan hal-hal sepele yang tidak perlu itu. Aku pikir masih banyak hal yang perlu diperhatikan dari pada sekedar masalah kulit yang semakin gelap. Tapi lama-lama aku terusik juga, karna komentar-komentar serupa seperti paduan suara di gereja yang saling sahut bersahutan tidak ada putusnya mengalir kearah kulit gelap ku. Aku jadi kepikiran juga,,
”kenapa orang begitu peduli dengan kulitku, sedangkan aku sendiri yang dikasi izin memakainya tidak mau peduli, bukan kah kulit ini juga amanah yang harus aku jaga.???”
Well..
Kali ini aku merasa perlu mengubah cara pandangku tentang kulit gelap ku, aku tidak boleh menggunakannya seenak mau-maunya, tanpa memberi hak perawatan atas nya..
”Ya ya.. Sesuatu yang tadinya dipinjamkan dalam kondisi baik pada kita oleh ALLAH harus bisa dijaga dan dirawat agar tetap dalam kondisi baik” bukan kah itu cara berfikir yang baik.??? :)
Maka akupun mulai memikirkan iklan cream rasisme ”white is beautiful” mana yang akan aku ikuti doktrinnya. Dan pilihanku jatuh pada iklan yang bisa membuat tunangan yang berselingkuh dan akan segera menikah dengan orang lain kembali, juga bisa membuat hati calon ibu mertua yang tadinya kejam dan dzolim jadi luluh setelah memakainya cukup 7 hari. Hehe..

Setelah merasakan keanehan tak menentu diwajahku selama 7 hari, akhirnya hasil kebaikan dari cream rasisme itupun aku dapatkan berupa bintang-bintang yang manis diwajahku bernama jerawat..
Wah wah wah..
Hasil yang sangat memuaskan..
Karna selama ini aku memang suka dengan bintang dan hanya bisa melihatnya dilangit..
Tapi sekarang muncul begitu dekat diwajahku..
Ow ow ow...

Cukup sekian dan terimakasih untuk menjadi Korban Iklan Cream Rasisme bernama ”White is Beautiful”..
Biarkan saja mereka yang “Putih yang cantik”, dan aku ridho dengan bagianku untuk menjadi yang “Cerdas yang Menarik”, Hehe :))

“Nis.. Coba kamu lebih Putih..!”

( Catatan korban “white is beautiful” jilid satu : D )


Pernah ada kejadian dengan seorang teman laki-laki dimasa kuliah dulu. Secara fisik dia termasuk orang yang merasa diri good looking dan banyak disukai teman-teman perempuan. Entahlah.. aku tidak memperhatikan hal itu selain dia memang bisa di andalkan dimata kuliah eksak dan yang agak rumit seperti Genetika, Biokimia dan spesiesnya.Buat aku, dia pinter, itu saja, karna IPK nya memang selalu diatasku.
Some day, waktu lagi jadi asisten bareng, kami ngobrol-ngobrol santai di Lab. Tiba-tiba saja teman itu bilang..
“Nis, coba kamu lebih putih,,”
”Hum? Kenapa?” tulalit mode on
”Saya pasti tembak kamu jadi pacar ku, saya serius..”
Hwalah.. aku lansung ketawa..
”Alhamdulillah aku nggak putih, jadi aku tidak perlu repot nolak kamu”
Ho ho..
Mengingat kejadian itu, aku jadi sering tertawa sendiri, karna setelahnya, tanpa perlu menjadi lebih putih sedikitpun, teman itu berkali-kali meminta ku jadi pacarnya dan berkali-kali pula aku tolak, sampai teman perempuan yang sedang menjadi pacarnya cemburu dan mengomeliku lewat telfon tengah malam karna merasa sakit hati, padahal aku tidak pernah berminat sedikitpun pada teman laki-laki itu.
Sampai suatu sore, teman perempuan yang menjadi pacar teman ku itu datang menemuiku dengan baik-baik, meminta maaf, dan meminta tolong dengan sangat agar aku tidak lagi berteman dalam bentuk apapun dengan teman ku itu, agak aneh dan berlebihan memang, karna dibanding aku, teman perempuan itu jauh lebih Putih, Cantik, anggun, modis, dan tentu saja aku tau dia putri kesayangan dari orang tuanya yang kaya..
Permintaan untuk tidak berteman dengan teman sekelas dan seamanah ( sama-sama jadi asisten dosen di beberapa mata kuliah adik tingkat ) juga sering satu kelompok dalam tugas kuliah adalah hal yang sulit untuk dipenuhi..
Tapi melihat betapa prustasinya teman perempuan itu meminta tolong padaku, aku jadi berfikir juga, terlebih mempertimbangkan ke-aman-an ku dari fitnah karna banyak hal yang membuatku bertemu dengan teman laki-laki yang dimaksud, aku pun mengambil keputusan untuk mengundurkan diri dari asisten di lab. Dan setiap bertemu dalam satu kelompok belajar, aku pasti minta tukaran dengan teman yang lain. Dan kondisi lebih menyelamatkan aku karna tidak lama setelah itu kami memasuki masa PPL-KKN, dan sejak itu cerita pun berakhir.. :)

Orang-orang "menarik" didekat kita..

Aku tertegun seusai mendengar uraian seorang teman yang menceritakan banyak hal yang tidak aku ketahui dari orang yang selama ini dekat dengan ku,sama skali tidak terpikir bahwa ia sosok yang lebih "menarik" dari yang aku kenal.
Di waktu lain,aku tergugu mendengar penjelasan seorang saudari tentang kehidupannya,padahal selama ini aku cukup dekat denganya,tapi tidak cukup banyak tau tentang betapa "menarik" kehidupannya.
Di lain kesempatan,aku terharu mendengar penuturan seseorang tentang sahabat ku,padahal slama ini aku lebih banyak bersamanya tapi sama skali tidak sadar betapa beruntungnya aku memiliki sahabat "semenarik" dia.
Pun juga pada waktu yang berbeda,aku sampai menggenang air mata bahagia dan bangga mendapat kabar tentang adikku,padahal aku adalah kakaknya,tapi aku luput dari melihat hal yg sangat "menarik" dari dirinya.
Aku menyebutnya dengan "menarik" untuk menghindari kesan berlebihan jika menyebutnya "Luar Biasa".
Yang jelas,Pelajaran dan kesadaran yang aku dapatkan adalah,betapa selama ini pandangan mata hatiku banyak terhalang untuk melihat betapa banyak hal yang "menarik" dari orang-orang yang berada dekat dalam kehidupan ku.
Seperti seorang pemilik kebun buah-buahan yang sama skali tidak tertarik untuk mencicipi dan merasakan enak akan buah-buahannya karna terlalu banyak dan terbiasa memilikinya.
Begitu pula yang aku alami. Dikaruniakan begitu banyak orang dekat yang "menarik" membuatku abai,yang ada adalah melihat mereka dalam konteks garis lurus yang biasa bahkan cenderung menghimpun sisi negatif yang menyebalkan,lalu pandanganku pun menerawang ketempat jauh,mencari sosok-sosok menarik lainnya.
Pandangan dan pikiranpun menjadi lelah karna melihat terlalu jauh, merasakan orang "menarik" dikejauhan itu sulit trjangkau untuk menjd bagian dari kehidupan yang dekat.aku menjadi abai memperhatikan sekitar,mengamati yang ada disamping, depan,dan belakang.
Padahal sungguh..
Mereka yang slama ini berada dekat dengan ku adalah sosok-sosok yang sangat "menarik",tapi aku tidak mengetahui..
Tepatnya,aku kurang mmebaca dan mengenali..

Duh ROBB..

kali ini,aku merasakan,Kesempurnaan rukun ukhuwahku dipertanyakan..

Untuk kalian yang selama ini dekat dan membersamaiku dalam kehidupan,izinkan aku mengenali kalian lebih baik. Love Tanpa Lilin :)